Monday, May 28, 2018

Rumah Minimalis Sederhana, Pilihan Rumah Murah Bersubsidi


Rumah Minimalis Sederhana – Pilihan untuk memiliki sebuah rumah sederhana bisa jadi karena keterpaksaan. Kita dipaksa untuk membuat sebuah rumah sedemikian rupa karena keterbatasan dana yang kita miliki. Tapi bukan berarti rumah sederhana yang kita bangun tersebut menjadikan hunian kita tidak membuat kita nyaman tinggal di dalamnya, karena dengan perhitungan yang tepat kita bisa menyulap sebuah rumah minimalis sederhana kita menjadi istana mungil yang cantik dan membuat kita betah tinggal di dalamnya.

Rumah sederhana yang  diperuntukan untuk masyarakat dengan penghasilan rendah biasanya mendapatkan subsidi dari pemerintah. Sehingga  hampir di setiap kapubaten kota kita bisa menemukan program rumah murah untuk rakyat ini. Subsidi seperti ini tentu harus kita manfaatkan sebaik mungkin, terutama bagi kita yang hingga saat ini memang belum memiliki rumah sendiri. Meskipun penghasilan kita setiap bulan lebih dari cukup untuk membayar sewa sebuah rumah yang besar dengan perabot lengkap, tentu akan lebih baik jika kita memanfaatkan kemudahan kepemilikan rumah murah yang diberikan oleh pemerintah. Memang keputusan ada di tangan  kita sendiri, hidup nyaman sesaat di rumah sewa yang cukup mewah atau tinggal di rumah minimalis sederhana milik kita sendiri?

Rumah sederhana mungkin adalah impian sebagian masyarakat Indonesia. Salah satu kebutuhan pokok manusia yang satu ini semakin hari semakin tinggi nilainya. Apakah kit pernah membayangkan di mana anak cucu kita akan tinggal dan  memiliki rumah sendiri di kota – kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan kota besar lainnya jika kebetulan mereka bekerja mencari penghidupan di sana? Apakah mereka masih bisa mendapatkan rumah minimalissederhana yang layak huni dengan  penghasilan bersih Rp 5 juta setiap bulan?

Sebagai patokan dan perbandingan saja, harga tanah di Jakarta, yang berbatasan dengan Depok, Bekasi, atau Tangerang Selatan, paling murah antara Rp 3 juta hingga Rp4 juta per meter persegi. Apakah masyarakat dengan penghasilan  5 juta per bulan tersebut bisa mendapatkan sebuah rumah minimalis sekalipun di daerah tersebut? Meskipun pemohon kredit kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) kini memberikan banyak kemudahan dan bunga a KPR/KPA telah diturunkan , tetapi secara hitungan riil kemungkinan mereka untuk bisa memiliki rumah impian tetap sulit dipenuhi.

Kondisi sulit ini bahkan sudah dinyatakan oleh Menteri Perekonomian Darmin Nasution, bahwa dalam waktu 10 tahun yang akan datang generasi milenial (warga yang lahir antara tahun 1981-1994) akan sulit mendapat rumah idamannya. Kenaikan gaji rata – rata sekitar 10 persen setiap tahun, sedangkan kenaikan harga rumah (tanah) adalah  15 hingga 20 persen per tahun. Yang lebih parah lagi, kenaikan tanah pernah melejit hingga 200 persen pada saat terjadi booming era property di tahun 2012. Pak Menteri bahkan memperkirakan dalam beberapa tahun mendatang generasi milenial ini tidak akan mampu mencicil rumah di dalam kota  jika tidak ada campur tangan dari pemerintah.
Membeli rumah pada pengembang memang tidak seperti jika kita membuat sendiri. Tapi tentu kita bisa berusaha mencari pengembang yang memberikan kelonggaran pada kita selaku konsumen untuk memilih desain rumah minimalis yang kita sukai. Meskipun ada konsekuensi biaya lebih dibandingkan jika kita menerima begitu saja desain yang sudah ditentukan oleh pengembang. Saya yakin biaya lebih yang kita keluarkan tersebut akan sepadan dengan hasil yang kita dapat, ketika rumah sudah jadi dan kemudian kita tinggali. 


Kata Bijak Paguntaka
"Rumah adalah semua sumber ketetapan dunia yang paling dikenal dan melekat selamanya."
--Channing Pollock; Dramawan dan pengkritik dari Amerika Serikat--


EmoticonEmoticon