Showing posts with label budaya. Show all posts
Showing posts with label budaya. Show all posts

Friday, May 18, 2018

Tarian Eksotis Tradisional Suku Dayak Kenyah Kalimantan


Seperti tari – tarian tradisional suku lain di Indonesia, tari tradisional Suku Dayak Kenyah Kalimantan sangat beragam.  Masing-masing tarian mempunyai kisah dan nilai keindahan masing – masing. Perlu kita ketahui bahwa suku dayak Kenyah merupakan suku Dayak yang berada dalam rumpun Kenyah-Kayan-Bahau. Rumpun suku ini yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Sarawak. Dalam perkembangannya Suku Kenyah meluas  penyebarannya dan diperkirakan memiliki populasi yang semakin besar.

Suku Dayak Kenyah sangat dikenal memiliki tari-tarian yang kental dengan unsur ethnik yang sangat eksotis. Dibawah ini adalah beberapa macam tarian tradisional suku dayak Kenyah kalimantan yang populer dan sering ditampilkan di even even budaya nusantara


1. Tari Kancet Papatai / Kancet Pepatay
Tarian Kancet Papatai berkisah tentang perang seorang pahlawan Dayak Kenyah melawan musuhnya. Gerak tari yang sangat lincah, gesit, penuh semangat menjadi ciri utama dari tari ini. Saat melakukan tarian, sesekali penari meneriakkan pekikan semangatnya. Kostum yang dipakai penari adalah  pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah lengkap dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tarian ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.

2. Tari Kancet Ledo / Tari Gong
Tari Kancet Ledo adalah sebuah tarian tradisional suku dayak kenyah yang menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis. Kelemah lembutan seorang gadis suku Kenyah di ibaratkan sebagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut saat ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.

3. Tari Kancet Lasan
Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku dayak kenyah. Gerakan dan posisi tarian kancet Lasan hampir sama dengan tarian KancetLedo. Bedanya jika tarian Kancet Ledo mengambarkan tentang kelemahlembutan seorang gadis, maka tari Kancet Lasan ,enggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang.  Dalam kepercayaan suku dayak Kenyah, burung Enggang sangat dimuliakan karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Dalam tarian Kancet Lasan, si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang. Penari juga banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai dimana gerakan-gerakan ini menyeruapai gerakan burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.

4.Tari Leleng
Tarian Leleng adalah tarian gadis suku dayak Kenyah yang bercerita tentang seorang gadis bernama Utan Along yang akan dikawinkan secara paksa dengan pemuda yang tak dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian ini disebut tarian Leleng karena saat di tarikan diiringi nyanyian lagu Leleng.

5. Tari Hudoq Kita’
Tarian Hudoq kita’  dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya sama dengan Tari Hudoq dari suku Dayak Bahau dan Modang. Tarian ini merupakan tarian upacara menyambut tahun tanam serta untuk menyampaikan rasa terima kasih pada dewa yang telah memberikan hasil panen yang baik. Yang paling unik dari tarian Hudoq Kita’ adalah kostum penarinya. Para penari Hudoq Kita’ menggenakan baju lengan panjang dari kain biasa dan memakai kain sarung, sedangkan topengnya berbentuk wajah manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas Dayak Kenyah. Topeng yang digunakan dalam tarian Hudoq Kita’ ada 2 jenia, yaitu  topeng yang terbuat dari kayu dan topeng yang berupa cadar terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah.

6. Tari Pecuk Kina
Tarian Pecuk Kina menggambarkan perpindahan suku Dayak Kenyah dari daerah Apo Kayan ke daerah Long Segar. Migrasi ini memakan waktu bertahun-tahun sebagian besar disebabkan karena jaraknya yang termasuk jauh. Daerah Apo Kayan terletak di kabupaten Bulungan sedangkan daerah Long Segar berada di wilayah kabupaten Kutai Barat.

7. Tari Datun
Tari Datun adalah tarian gemulai gadis cantik suku Dayak Kenyah. Jumlah penari tidak dibatasi, kadang gadis penari bisa antara 10 hingga 20 orang. Pada awalnya tari Datun diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya. Namun kemudian tarian ini berkembang ke segenap daerah suku Dayak Kenyah dan menjadi tarian tradisional dan sering dipentaskan pada pagelaran budaya suku Dayak Kalimantan.

Tari – tarian Dayak yang menjadi aset budaya Indonesia ini tentu harus tetap kita jaga untuk kita ajarkan pada generasi muda agar mereka bisa menghargai budaya sendiri. Jangan sampai orang luar lebih paham dan mencintai budaya kita, sementara kita melakukan yang sebaliknya!
Salam Ijo Royo – Royo, Salam Budaya Paguntaka!

Kata Bijak
"Budaya akan memperluas pikiran dan semangat kita."
 --Jawaharlal Nehru; Negarawan dari India--

Friday, February 16, 2018

Barongsai Tahun Baru Imlek 2569



Setiap perayaan Tahun Baru China atau Imlek, barongsai menjadi pertunjukkan yang ditunggu. Di klenteng, mal, sampai pasar malam barongsai hadir memeriahkan momen Imlek. Seperti tahun – tahun sebelumnya, Tahun Baru Imlek 2569 yang jatuh pada hari Jumat 16 Februari 2018 kemeriahan Kota diwarnai dengan pertunjukan Barongsai keliling.






Boneka bergerak berbentuk singa dengan tubuh bersisik seperti seekor naga dan dimainkan oleh dua orang. Gerakan yang dinamis mengikuti alat musik yang nyaring ditabuh. Barongsai yang selalu identik dengan Imlek, muncul setiap satu tahun sekali menjadi bagian dari budaya sekaligus atraksi yang dinanti warga Paguntaka.

Tim Barongsai pada tahun baru selalu sibuk mengadakan tour keliling dari tempat ibadah, rumah warga Mall atau toko dan cafe untuk melakukan atraksi. Dan warga pun antusias menyaksikan atraksi yang diadakan hanya satu tahun sekali ini.

Sebagaimana kepercayaan leluhur masyarakat Tionghoa, awal tahun baru China adalah momen penting. Karena pada awal tahun inia para dewa kembali ke kahyangan untuk melapor ke Kaisar Langit. Maka saat ini roh-roh jahat di dunia menjadi semakin ganas karena tidak ada yang mengendalikan mereka ketika dewa-dewi rapat di kahyanga. Penjelasan ini bisa anda baca di buku 5000 Tahun Ensiklopedia Tionghoa 1 karya Christine dan kawan kawan, terbitan St Dominic Publishing tahun 2015.



Nama barongsai sendiri merupakan cerminan akulturasi China di Indonesia. 'Barong' berasal dari kesenian boneka Bali yang dimainkan oleh manusia di dalamnya. Sementara 'Sai' dalam bahasa Hokkian berarti singa. Memang penyebutan barongsai hanya ada di Indonesia. Nama asli kesenian ini di China adalah 'Wu Shi', sedang orang