Showing posts with label sastra. Show all posts
Showing posts with label sastra. Show all posts

Tuesday, April 24, 2018

Parade Monolog Tarakan 2018

Parade Monolog
Petadaan: Samudra Suara Menggelar Budaya Lokal Dalam Pertunjukan.


Bertempat di Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kota Tarakan.
Jadwal pertunjukan:
Kamis, 26 April 2018
16.00 UKM Seni & Budaya STIE Bulungan Tarakan
19.00 Teater Ladang (SMA Muhammadiyah Tarakan)

Jumat, 27 April 2018
16.00 UKM Seni & Budaya UBT
19.00 Teater Borneo

Sabtu 28 April 2018
16.00 Teater Ladang (SMA Muhammadiayah Tarakan) Naskah Bebilin
19.00 Penutupan Parade Monolog 2018

HTM: Rp. 5000, bisa anda dapatkan di masing - masing penyaji Monolog On The Spot: Di MEja Panitia di Perpustakaan Kota Tarakan
Contact Person: April 082249101008
Hana 08525026099

Wednesday, March 14, 2018

Puisi Sega Ulpa, Tembang Desember

Tembang  Desember

Oleh: Sega Ulpa 


sekali lagi hibur aku
dengan suaramu nan merdu
meski malam kian berlalu
indahmu masih kutunggu
tembang desember kau lantunkan
seiring salju berguguran
ku di sini bersama hatimu
merasa lembut bayu rindumu
lelaplah sayang sudah larut malam
kumenanti dalam mimpi panjang
istirahatlah tenangkan dirimu
kubisikan lewat angin nan lalu
goresan indah puisi syahdu

Tarakan,  28 Desember 2014

***+***


Kutipan Paguntaka


“Cinta sama dengan sastra: membutuhkan apresiasi, kreasi dan ekspresi.”
-- Helvy Tiana Rosa--
 

Thursday, March 8, 2018

Puisi Sega Ulpa, Memori Kecil

Memori Kecil

Oleh: Sega Ulpa 


bayu senja mengelus sapa
yang telah lama berlalu
kau hampiri pinggir hatiku
dengan senyummu dulu
aku terpegun memaknai
hampir saja kugambar cinta
di sekujur tubuhmu

aku ini hanya sebutir debu
lembutmu mula menyapa
hingga menunda hatiku
untuk mengukir suasanamu
bahkan jatuh di pelupuk sendu
biarkan aku sadari lelapmu
tanpa mahkota rasa
sederhana membuai dedaunan
di antara reranting kecil
hingga aku terkulai
membuat rahasia sunyi
padamu bidadari yang pergi
kuingin lemas dalam senyumu
kembalimu kelak nanti

Tarakan, 05 Februari 2018


Kutipan Paguntaka
 
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” 

--Pramoedya Ananta Toer--
 


Monday, February 26, 2018

Puisi Sega Ulpa, Nestapa Kelana & Memantai Senja

Nestapa Kelana

Oleh: Sega Ulpa

mainanmu penghambar jiwaku
meski celetuk dingin menggigilimu
kutahu kau hangat tanpaku
yang kini mengurus rasa
kubiarkan melemah saja
tersapih tangga asmara
sekian untukmu meronainya

syair-syair mencekik malam
nafsu besar kesempitan
tiada rongga alam bersedia
obati hati yang meraga
membelai bunga melayu itu
yang sedang runduk layu

bisakah bantu aku sejenak
abaikan rasa terhenyak

10 Februari 2015

 


 

 

 

 

 

Memantai Senja

Oleh Sega Ulpa
senja menawan pesona
meskiku tanpa cinta
sekedar bicara...
pada ombak bergelora

warna jingga
perjalanan cinta
terasing setangkup rasa
tinggal semenjak tiadanya
kuteriakkan pada awan
menutup warna keindahan
selama dalam terpendam

kiranya kuakhiri semua
segala beban rasa
bersama senja menuju malam
tinggal bulir embun diam
bening di sudut terpejam

30 Desember 2015
 
Bijak Di Pojok Paguntaka
"Ada tiga hal yang dapat dilakukan lelaki terhadap perempuan; mencintai mereka, menderita untuk mereka, atau mengubah mereka menjadi karya sastra."
--
Stephen Stills, Gitaris dan singer-songwriter dari Amerika Serikat--




Friday, February 23, 2018

Puisi Sega Ulpa, Naungan Sepi

Naungan Sepi
Oleh: Sega Ulpa

dalam kerumunan cercah harap
aku tetap menunggu dengan tenang
membaca lirih di perapian tanpamu
kehangatan yang telah kubuat
pada sebuah kepercayaan
meski seperti menggugah suasana
bingkai-bingkai malam berhampiran
mendekati jenjang cintaku
yang lusuh memilukan
kurapati duduk simpuhku
seperti dalam pohonan do'a
yang mengakar di jantung
kiranya terpaanku berlebihan
membasahi wajah murnimu
yang membanggakan
kelak kau sadari di dekatmu
kuhabiskan sebotol tinta ungu
hanya sederet kata yang bermutu
menemui insan sepertimu
bersama rasa sayangku
oleh : sega

30Januari 2015

Thursday, February 8, 2018

Mengobati Gangguan Jiwa Dengan Puisi


Psychopoetry Satu Alternatif Bermanfaat Ganda

Kemajuan zaman sangat berpengaruh juga dengan majunya pemikiran manusia dalam hal kesehatan.  Cara – cara baru bagaimana memelihara kesehatan tubuh terus digali dan diterapkan, bahkan satu metode yang sebelumnya tidak terpikirkan sama sekali.  Kesehatan tubuh yang berkaitan erat dengan jiwa pun tak lepas dari perhatian para praktisi kesehatan. 


Sudah pernah mendengar tentang  psychopoetry?  Psychopoetry adalah satu upaya penyembuhan melalui puisi untuk orang yang mengalamai gangguan jiwa. Proses penyembuhan ini biasanya dibimbing oleh seorang ahli jiwa. Dalam prakteknya kelompok ini tidak menetapkan satu tempat khusus dalam pertemuannya, kadang mereka berkumpul di warung kopi, cafe, taman, perpus atau di rumah salah satu anggota kelompok. Kunci utama dari proses penyembuhan ini memang terletak pada adanya interaksi antar anggota sebagai bentuk kerukunan diantara mereka. 

Di negeri Paman Sam sana, psychopoetry atau poetry therapy ini puisi atau sajak merupakan sarana utama untuk kesehatan jiwa. Soebagio Sastrowardoyo  salah satu penyair Indonesia pernah pernah menyampaikan bahwa  psychopoetry termasuk satu bentuk penyembuhan melalui sebuah seni. Perlu diketahui beberapa terapi penyembuhan yang sudah ada sebelumnya adalah terapi melalui  musik, tari, drama, lukis, dan  fotografi . Meskipun demikian terapi – terapi ini tentu saja bukan merupakan mengganti praktik penyembuhan jiwa oleh para psikiater.   
Ada yang mau mencoba menerapkannya?!

Kata Bijak

Albert Einstein
“Pure mathematics is, in its way, the poetry of logical ideas”.
Matematika murni adalah ide-ide puisi yang logis.
--Albert Einstein;  Ahli fisika dari Jerman dan Amerika Serikat 1879-195--