Begitu pulang dari jemput anakku dari lomba PENTAS PAI Kota
Tarakan di SMPN 1, istriku tercinta langsung lapor.
“Sudah dua orang lapor pisang susu kita masak di pohoh,
laporan selesai!.”
Dua kata dibelakang tu gak ada lho (memang upacara pake
laporan selesai segala). Tak perlu tunggu lama, mengingat sebentar lagi Magrib,
aku segera ambil parang dan potong perlahan batang pisang di bagian atas, biar
mudah ambil buah pisangnya dan tentu saja biar ga rusak. Lha kalo dipotong
sekali tebas bisa ancur kan?
Setelah pohon setengah roboh, baru batang tandan pisang aku
potong dengan tangan kanan, sementara tangan kiri megangin pisangnya… Wuih
berat banget, saking beratnya segera aku lepaskan parang ditangan kananku,
untuk bantu tangan kiri yang hampir gak kuat membawa setandan pisang susu hasil
keringat sendiri.
Anakku yang sedang makan, kelaparan dia, lha sama sekolah tadi
cuman dikasih snack aja, padahal seharian betul di sekolah, berangkat pagi jam
7 selesai kegiatan sore, terpaksa aku panggil untuk mengabadikan momen langka
ini.
"Bapak di foto Le. Gedhange diketokne lho!" aku memberikan instruksi dalam Bahasa Jawa pada anakku, di rumah kami memang lebih sering berbahasa jawa daripada bahasa Indonesia (biar gak hilang kemampuan berbahasa Jawanya)
Istriku yang tengah menggendong si kecil pun ikut membantu mengarahkan sang fotografer amatir.
"Kaling - kalingan godhong tales, Mas!" Istriku memberitahuku agar memindahkan daun talas yang menghalangi sudut tembak kamera digital kecil di tangan anakku.
Foto Diambil Pada 25 Mei 2013 Lokasi: Perum Intraca Kelurahan: Juata Permai Kec. Tarakan Utara |
Foto Diambil Pada 25 Mei 2013 Lokasi: Perum Intraca Kelurahan: Juata Permai Kec. Tarakan Utara |
Alhamdulillah, panen kedua pisang susu di kebun samping
rumah ini cukup berhasil. Tanah tandus nan berpasir di Kompleks Perumahan
Intraca, Juata Permai, Kecamatan Tarakan Utara
Kota Tarakan tercinta ini ternyata tetap bisa menghasilkan “sesuatu” yang
sungguh bisa memberikan kepuasan. Setandan pisang dengan panjang tandan 80 Cm
yang baru aku panen ini ternyata menghasilkan 7 sisir pisang susu yang sangat
berisi, bahkan 2 buah kulihat sampai pecah kulitnya.
Salah satu keasyikan kegiatan berkebun, menanam buah atau sayur
adalah ketika kita bisa melihat hasil panen yang memuaskan. Ya, meski hanya
melihat thok sudah bisa memberikan kepuasan. Lho kok?! … Iyalah, kalo sudah
hasil kebun dan keringat sendiri seperti ini, rasanya kurang afdol kalo
dinikmati sendiri. Meski hanya kebagian setengah sisir, tetangga dekat kanan
dan kiri harus ikut merasakannya. Semangat berbagi di kehidupan perkampungan
seperti inilah yang membuat hidup kita serasa lebih hidup…. He…he…he…