Info Paguntaka - Meskipun sudah lama pensiun dari pekerjaannya, ternyata tidak mudah untuk bertemu dengan Pak Nelson. Kegiatan berkebun dan menanam tanaman hias dan buah cukup menyita waktunya. Alhamdulillah, setelah janjian yang ketiga kali akhirnya saya bisa berkunjung ke rumah Pak Nelson dan tidak lagi kecele. Rasa penasaran ingin melihat Tabulampot Jambu Air Hijau yang sedang berbuahpun kesampaian.
Ada yang belum pernah tahu bentuk jambu air? Pertanyaan konyol ini mungkin tak akan ada mau yang menjawab. Ya, jambu air adalah salah satu tanaman buah yang sangat populer di masyarakat Indonesia. Tanaman ini bisa ditemukan hampir di semua daerah di Indonesia. Dan yang lebih hebat lagi, ada banyak sekali varian jambu air baik berdasarkan warna buah, atau tingkat kemanisannya. Secara umum jambu air, baik jambu air merah, putih atau hijau memiliki rasa yang sama, manis dan memiliki kandungan air yang tinggi.Kandungan air yang paling banyak memang terdapat di bagian dalam buah. Meski kebanyakan berasa manis namun ada beberapa jambu air yang lebih dominan rasa masam atau sepat. Selain itu, tanaman buah Jambu air terkenal akan daya adaptasi sangat tinggi. Oleh karenanya, tanaman ini dapat ditanam mulai dataran rendah hingga dataran tinggi. Jambu air termasuk jenis tanaman yang bersifat genjah, gampang berbuah baik ditanam langsung di tanah ataupun di dalam pot. Tentu saja nilai buah jambu air yang berjenis sama, akan berbeda jika berhasil ditanam di dalam pot. Tabulampot jambu air dengan buah lebatnya akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pemiliknya. Termasuk kita yang mungkin kebetulan berkunjung ke rumah seorang teman dan kemudian melihat Tabulampot Jambu Airnya seperti menggoda mata dan tangan kita untuk memetik buahnya yang telah tua di pohon. Eit,.. tentu saja anda harus meminta ijin sama yang telah bersusah payah menanam dan berhasil membuahkannya.
“Ya,... namanya juga berbuah di pot. Orang tak perlu jolok untuk memetiknya. Sering teman atau saudara yang datang berkunjung ke rumah saat Tabulampot Jambu Air Hijau ini berbuah, mereka mengambil dulu baru bilang. Mau bagaimana lagi?!...” Kata Pak Nelson menyampaikan suka dukanya menanam jambu air hijau di pot.
Ketika ditanya resep khusus hingga tabulampot jambu air hijaunya bisa sukses berbuah sepanjang tahun Pak Nelson hanya tersenyum lebar.
“Ga ada resep khusus. Sewaktu beli bibitnya dari Sungai Baru dulu, saya awalnya iseng saja menanamnya dalam pot. Saya rutin kasih pupuk NPK, siram air dan melakukan pemangkasan ketika ranting atau dahannya terlalu lebat.”
Perawatan jambu air yang memiliki nama latin sysygium samarangense L. ini ternyata tidak terlalu ribet. Jambu air memang dapat tumbuh optimal pada dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m diatas permukaan air laut. Pohon jambu air yang di tanam langsung di tanah dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 3 -10 meter. Pohon jambu air punya karakteristik dimana batang biasanya bercabang dan bengkok dengan buah berbentuk seperti lonceng atau gasing dengan bagian pangkal kecil dan bagian ujung melebar serta biasanya bagian ujung dengan pangkal di pisahkan oleh lekukan. Daunnya berbentuk lebar dengan ujung meruncing saling berhadap-hadapan dua tangkai bersama atau anak ranting. Kanopinya lebar seperti payung sehingga dapat digunakan sebagai peneduh. Jika ditanam langsung di tanahbiasanya jambu air mulai bisa berbuah pada umur 2-3 tahun. Tetapi jika kita me-nabulampot-kannya maka sudah bisa melihat buahnya ketika dia 7 atau 8 bulan.
Tabulampot Jambu Air adalah satu
solusi bagi anda yang ingin merasakan manis buahnya setiap saat sementara anda
tak punya kebun atau lahan pekarangan yang cukup luas. Konon, beberapa jambu
air jenis tertentu ternyata lebih manis rasa buahnya jika ditanam di pot.
Tunggu apa lagi, segera pergi ke pembibitan untuk memilih jambu air terbaik
yang paling anda suka, atau coba tanya ke teman – teman dekatmu siapa tahu
mereka punya pohon indukan jambu air yang manis dan boleh dicangkok. Karena
mencangkok jambu air sangat mudah, karena jambu air adalah salah satu tanaman
buah yang paling gampang keluar akarnya.
Setelah mengobrol dan merasakan
manisnya jambu hijau dalam pot, sayapun memberanikan diri menyampaikan maksud
dan tujuan utama saya berkunjung ke rumah Pak Nelson.
“Saya boleh mencangkok Jambu Air
Hijaunya Pak? Kebetulan saya belum punya koleksinya di rumah ni Pak....?”
Dan segeralah pisau tajam yang
sudah saya siapkan dari rumah beraksi menyayat kulit dahan jambu air hijau yang
tengah lebat berbuah. Terima kasih Pak... Semoga jambunya semakin lebat
berbuah.
Salam ijo royo- royo, Salam Paguyino, selalu semangat mengijaukan pekarangan dan lahan kosong di kanan kiri kita!